Selasa, 20 September 2011

PENCEMARAN AIR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di kehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang bersifat negatif, diantaranya adalah masuknya  energi dan juga limbah bahan atau senyawa lain ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah  yang akan menurunkan kualitas lingkungan hidup.

Air merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaanya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, untuk pengairan pertanian, sanitasi, transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air tersebut termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Pencemaran air merupakan salah satu pecemaran berat yang ada di Indonesia, dan limbah rumah tangga adalah sumber penyebab pencemaran yang paling dominan. Pencemaran air ini di timbulkan dari sektor-sektor industri maupun rumah tangga. Dan akibat dari pencemaran air tersebut adalah menurunnya kadar kualitas air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Pencemaran lingkungan terjadi karena ada sebagian industri yang tidak memperdulikan bahan sisa proses produksi yang berupa limbah untuk diolah secara sempurna pada Unit Pengolahan Limbah (UPL). Sehingga bahan buangan masih mengandung senyawa yang bersifat toksik dan penyebab kematian. Dengan adanya industrialisasi yang pesat maka permasalahan pencemaran air telah mencapai tingkat yang mengelisahkan. Pencemaran air telah menimbulkan kerugian yang amat besar sudah sering adanya kematian disebabkan oleh air yang tercemar. Oleh karena itu air limbah harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat dipergunakan lagi atau dibuang ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran.
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.
Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, alat transportasi, mengairi sawah dan keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan, sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi. Sebagai tempat penampungan air maka sungai dan situ mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik. Sebagai contoh pencemaran sungai dan situ dapat berasal dari tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan, konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya; limbah organik dari manusia, hewan dan tanaman kecepatan pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya ke perairan.Ketiga hal tersebut merupakan dampak dari meningkatnya populasi manusia, kemiskinan dan industrialisasi.
Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya, perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana.

Jenis dan bobot dampak pembangunan terhadap lingkungan perairan selain dipengaruhi oleh kondisi alam (seperti topografi, geologi, fisiografi, klimatologi dan hidrografi) ditentukan pula oleh jenis dan macam kegiatan, teknologi yang digunakan, keanekaragaman kegiatan, intensitas dan kepadatan kegiatan dan laju perubahan yang terjadi di suatu daerah aliran sungai dimana perairan itu berasal atau berada. Lingkungan perairan terdiri dari komponen abiotik (komponen tidak hidup) dan biotik (biota hidup). Kedua komponen itu saling berinteraksi melalui arus energi dan daur hara (untrien). Resultan interaksi dari kedua komponen itu berupa kualitas air. Apabila interaksinya berubah atau terganggu, maka kualitas air dari lingkungan perairan itu berubah pula. Sehingga aktivitas manusia akan mempengaruhi lingkungan air permukaan.

Pada bagian hulu sungai relative sedikit adanya gangguan, dikarenakan ekosistem disekitarnya belum mengalami kerusakan hal ini dapat dikatakan masih dalam kondisi baik. Bagian tengah dari alur sungai akan semakin meningkat sesuai dengan perkembangan pemukiman , maka kerusakan dan pencemaran akan terlihat. Sedangkan pada bagian hilir, merupakan kondisi yang cukup parah mengalami kerusakan dan pencemaran. Akibat buangan dari aktifitas rumah tangga bahkan limbah yang dating dari daerah industri menyebabkan terganngunya ekosistem sungai. Masalh tersebut timbul dikarenakan juga ketidakmampuan daya dukung sungai terhadap limbah untuk mengadakan netralisasi. Dalam rangka mengantisipasi pengembangan dimasa mendatang dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan air bersih maka perlu dilakukan Perhitungan Dayatampung Beban Pencemaran Air DAS Way Seputih guna membuat rencana pengembangan daerah, pengelolaan dan upaya-upaya untuk mempertahankan kelestarian sumberdaya alam yang tersedia sehingga dapat lestari dan berkesinambungan.

1.2 Rumusan Masalah
·         Apa pengertian polusi air?
·         Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air?
·         Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar?
·         Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?

1.3  Tujuan
1.Agar manusia lebih dapat memahami bahaya polusi air
2.Agar dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemar
3.Dapat lebih berhati- hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi
4.Dapat mengetahui kandungan air yang terpolusi











BAB II
ISI
2.1 Metode Kerja

Manusia ingin selalu ingin mengetahu kebenaran tentang sesuatu hal. Kebenaran itu bisa di dapat dengan kecenderungan manusia untuk lebih mengetahui kebenaran itu. Dalam usahanya untuk mencari kebenaran tersebut, manusia dapat menepuh berbagai macam cara, baik usaha yang dinggap tidak ilmiah maupun usaha yang dapat dikualifikasikan ilmiah. Usaha untuk mencari kebenaran ini dapat ditempuh dengan melalui penelitian secara ilmiah, artinya suatu metode yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala, dengan jalan menganalisanya atau mengadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta-fakta tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas masalah-masalah yang timbul oleh fakta-fakta tersebut.

Pendugaan pencemaran sungai dapat dilakukan dengan melihat pengaruh polutan terhadap kehidupan organisme perairan dan lingkungannya. Unit penduga adanya pencemar tersebut diklasifikasikan dalam parameter fisika, kimia dan biologi. Dalam menetapkan kualitas air, parameter-parameter tersebut sebaiknya tidak berdiri sendiri tapi dapat ditrasformasikan dalam suatu nilai tunggal yang mewakili. Permodelan sungai diperkenalkan oleh Streeter dan Phelps pada tahun 1925 menggunakan persamaan kurva penurunan oksigen (oxygen sag curve) dimana metode pengelolaan kualitas air ditentukan atas dasar defisit oksigen kritik Dc. Pemodelan Streeter dan Phelps hanya terbatas pada dua fonemena yaitu proses pengurangan oksigen terlarut (deoksigenasi) akibat aktivitas bakteri dalam mendegrasikan bahan organik yang ada dalam air dan proses peningkatan oksigen terlarut (reaerasi) yang disebabkan turbulensi yang terjadi pada aliran sungai.




2.2 Pembahasan
Biological Oxigen Demands (BOD) adalah sejumlah oksigen dalam sistem air yang dibutuhkan oleh bacteria aerobik untuk menetralisir atau menstabilkan bahan-bahan sampah organik dalam air melalui proses oksidasi biologis dan kadar BOD berbeda-beda tergantung pada komposisinya. Sedangkan Chemical Oxygen Demands (COD) adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidir bahan-bahan kimia dalam sistem air.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya yang terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan, penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Pasal 1 angka 2 UUPLH). Dengan demikian pemrakarsa suatu rencana usaha atau kegiatan sejak awal harus menyadari bahwa dalam pemanfaatan  sumber daya air wajib memerlukan peraturan sehingga potensi atau kemampuan sumbaer daya air akan dapat dipertahankan.

Masalah pengelolaan lingkungan terutama limbah cair merupakan hal yang tak dapat ditunda pelaksanaannya dan pengawasannya baik oleh pemrakarsa kegiatan maupun oleh instansi terkait. Dengan pengelolaan limbah yang terencana dengan baik dan dilaksanakan secara konsisten akan dapat dikatakan  bahwa usaha tersebut meningkatkan upaya konservasi dan berperan dalam menjaga sumber daya air. Mengingat potensi air di Jawa sangat rendah, maka pengelolaan lingkungan menjadi sangat penting agar perairan tak semakin terbebani adanya limbah cair.

Aliran beberapa sungai dan selokan tercemar limbah cair berwarna cokelat kemerahan atau kebiru-biruan yang diduga buangan dari industri rumah tangga, ternyata masih banyak pelaku industri dan sebagian warga belum menjaga kebersihan lingkungan. Limbah domestik atau rumah seperti plastik dan daun pembungkus makanan juga masih sering terlihat mengambang di aliran air. Jika hujan dan permukaan air di sekitar Pintu Demangan tinggi, memang airnya tidak kemerah-merahan atau kecokelat-cokelatan. Tapi jika permukaannya rendah, terlihat jelas warna air yang tak jernih dan berbuih itu.

Sumber pencemar yang paling dominan di Surakarta adalah limbah rumah tangga sebesar 89% sedangkan sisanya adalah pencemaran oleh limbah industri dan limbah rumah sakit. Sehingga pengelolaan terhadap sistem sanitasi  khususnya menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan dan penanganannya adalah menjadi salah satu prioritas utama karena mengingat air sebagai adalah salah satu sumber daya alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat

2.2.1 Pengertian Polusi Air
Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian secara seksama dan cermat. Faktor keseimbangan air lingkungan ini tak hanya berkaitan dengan jumlah volume (debit) air yang digunakan, tapi lebih penting adalah bagaimana menjaga agar kondisi air lingkungan tak menyimpang dari keadaan normal tertentu. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala besar masih terpusat di daerah perkotaan dan dikelola oleh perusahaan air minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil 16,08 %.
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi  adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia
Beberapa pokok-pokok yang ditekankan pada pengertian pencemaran air adalah meliputi dasar-dasar sebagai berikut:
1)      Air pada suatu badan air baru dikatakan mengalami pencemaran, bila pembebasan akan bahan-bahan buangan (kontaminan) sampai pada suatu tingkatan atau kedaan tertentu dapat membahayakan fungsi air dari badan air tersebut.
2)      Bahwa masing masing fungsi air dalam badan-badan air memiliki standar kualitas yang perlu ditentukan terlebih dahulu sebagai batasan sebelum dapat dilakukan suatu penilaian apakah suatu pencemaran pada suatu badan air itu terjadi atau tidak. Masing-masing mempunyai standar kualitas sendiri-sendiri.
Masing-masing standar tersebut diatas masih perlu ditentukan pula secara lokal, nasional atau internasional. Dasar pertimbangan yang digunakan untuk penentuan standar tersebut bermacam-macam tergantung pada dominasi sasaran yang akan dilindungi. Karakteristik air bersih, jika ditinjau:
Secara umum : Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
Secara fisik       : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Secara kimia     :
A. PH netral (bukan asam/basa)
B. Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
C. Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya.
Masing-masing badan air dalam kehidupan sehari-hari dihubungkan dengan kepentingan manusia maka badan-badan air itu diklasifikasikan lagi menurut kepentingan kegunaannya bagi manusia, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. Beberapa jenis kualitas air yang perlu kita kenal untuk kegunaan praktis sehari-hari adalah:
1)      Standar kualitas untuk air minum
2)      Standar kualitas untuk rekreasi dan atau tempat pemandian alam
3)      Standar kualitas yang dihubungkan dengan bahan buangan industri
4)      Standar kualitas air sungai.

Sedangkan standar untuk kualitas air ditentukan oleh 4 aspek:
1)      Persyaratan Fisis
2)      Persyaratan Kimiawi
3)      Persyaratan Biologis
4)      4)Persyaratan Radiologis

Beberapa daerah di Indonesia sektor industri merupakan penyumbang limbah yang menyebabkan menurunnya kualitas air. Banyaknya zat pencemar di dalam air akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut, shingga kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigenakan tergangu dan akan mengurangi perkembangannya.

Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas air antara lain:
1)      Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan kimia dalam jumlah yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih sempurna
2)      Kesalahan dalam memilih teknologi pengolahan air sehingga diperoleh hasil yang menyimpang atau tidak memenuhi standar syarat kualitas
3)      Terbatasnya dana yang digunakan untuk pengolahan air
4)      Air yang telah memenuhi syarat kualitas mendapat pencemaran, baik secara alamiah maupun akibat aktifitas manusia
5)      Kurangnya pengertian individu atau masyarakat dalam menggunakan fasilitas air bersih.

Air dikatakan tercemar apabila air tersebut telah menyimpang  dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu yaitu kegunaan air sendiri dan sumber air. Pencemaran atau polusi sumber hayati perairan merupakan  salah satu masalah yang dihadapi bukan saja negara kita tapi sudah merupakan masalah yang berpengaruh terhadap kemunduran sumber hayati perairan. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif ada tiga hal yang menjadi penyebab makin cepatnya pencemaran, yakni peningkatan populasi penduduk, peningkatan kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang, dan terbatasnya sumber alam yang renewable maupun yang non renewable.

Menurut sumber kegunaannya limbah punya komposisi yang berfariasi dari setiap tempat dan waktu. Secara garis besar zat-zat yang terdapat dalam limbah dapat dikelompokkan  menjadi air (99,90%), bahan padat (0,9%), sedangkan bahan organik yang berpa protein (65%), bahan kabohidrat (25%), bahan lemak (10%), dan bahan organik butiran serta logam.
Limbah dihasilkan dari proses kegiatan akan dapat mempengaruhi kualitas air secara fisik, kimia, dan biologi seperti:
1)      Perubahan suhu
2)      Perubahan pH atau konsentrasi ion hydrogen
3)      Perubahan rasa dan warna air
4)      Timbulnya endapan koloid bahan terlarang
5)      Adanya mikroorganisme
6)      Meningkatnya radioaktifitas air lingkungan

Limbah pada umumnya dibagi menjadi 3, yakni:
1)      Limbah Cair (berbentuk cair)
2)      Limbah Padat (berbentuk padat)
3)      Limbah Gas (berbentuk gas)

Apabila limbah yang terbuang di tanah, di perairan atau di udara mempunyai jumlah relatif sedikit dan lingkungan tempat dibuangnya limbah tersebut masih dapat menetralkannya, maka limbah tersebut belum membahayakan lingkungan. Namun bila jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan sudah diatas Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperbolehkan maka akan mempunyai dampak yang merugikan dan membahayakan manusia tentunya. Besar tidaknya dampak limbah tergantung dari sifat dan jumlah limbah serta daya dukung atau kepekaan lingkungan yang menerimanya. Apabila limbah tersebut memasuki lingkungan dan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan maka disebut pencemaran lingkungan.

Karena pencemaran pada dasarnya disebabkan oleh adanya limbah, maka untuk mengatasi masalah pencemaran diperlukan penanganan dan pengendalian limbah yang merupakan masalah yang semakin kompleks dan rumit. Hal ini disebabkan semakin banyaknya jenis limbah dan komposisinya yang semakin kompleks pula. Karena semakin maju perkembangan industri dan budaya suatu bangsa maka akan semakin banyak pula limbah yang dibuang.

Masalah yang sering timbul dalam penanganan limbah adalah masalah teknologi dan biaya operasi yang tinggi. Karena itu upaya pemilihan teknologi penanganan limbah untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi sehingga cukup layak diterapkan. Karena penanganan dan pengendalian limbah sangat erat kaitannya dengan masalah pencemaran maka pengembangan teknologi penanganan dan pengendalian limbah akan sejalan dengan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.

Di Indonesia sendiri masalah pencemaran limbah ini menjadi perhatian khusus dalam masalah lingkungan. Aspek legal berupa peraturan-peraturan mengenai lingkungan dan penanggulangan pencemaran telah banyak dibuat untuk dijadikan pedoman. Akan tetapi sampai saat ini masih banyak limbah buangan yang belum tertangani dengan baik dan tepat. Pada dasarnya pelaksanaan penanganan dan pengendalian limbah harus sekaligus disertai upaya pemanfaatannya, sehingga dapat menghemat biaya operasi maupun untuk keuntungan yang diharapkan berupa nilai tambah.(Murtadho Djoli, 1988:2-3)  

2.2.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Sumber pencemaran air yang paling umum adalah :
–        Limbah Pemukiman
–        Limbah Pertanian
–        Limbah Industri
2.2.2.1             Limbah Pemukiman
•         Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
•         Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan
2.2.2.2             Limbah Pertanian
•         pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
•          Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya
2.2.2.3             Limbah Industri
Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.

2.2.3               Limbah Cair
Limbah cair adalah suatu hasil proses kegiatan manusia berupa zat cair. Limbah cair punya karakteristik yang ditentukan oleh kegunaan dan asal sumber air. Limbah cair dari suatu lingkungan masyarakat terutama terdiri dari air yang dipergunakan dengan hampir 0,1% berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan bukan organik. Sampah-sampah cair yang dihasilkan  oleh proses-proses pabrik dan industri yang mempergunakan dalam jumlah sedang sampai banyak disebut sampah industri. Istilah sampah industri pada umumnya terbatas ada sampah cair yang karena warna, isinya padat, kandungan anorganik atau organik, kadar garam, keasaman, dan sifat-sifat khas mereka yang beracun menimbulkan masalah pencemaran air.

Tak jarang dari limbah industri maupun rumah tangga karena sifat dan karakteristiknya menimbulkan bau yang menyengat. Bau yang berasal timbul dapat langsung berasal dari air yang tercemar limbah atau berasal dari degradasi bahan buangan oleh mikroba yang hidup dalam air. Mikroba dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau.

Pencemaran paling utama di Indonesia adalah pencemaran oleh limbah rumah tangga yang sering disebut sebagai limbah domestik. Oleh karena luas daerah pencemaran dan besarnya jumlah korban maka penganggulangannya harus diberi prioritas utama. Limbah cair ini pada dasarnya berasal dari air limbah rumah tangga, air limbah industri, dan air limbah rembesan yang berasal dari air hujan yang tak tertampung dan pembuangannya digabung dengan aliran limbah. Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah limbah yang berasal dari rumah tangga, hotel, rumah sakit, losmen, apartemen, pasar, perkantoran, sekolah, fasilitas sosial serta daerah komersial yang mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi.
2.2.3.1             Sumber Limbah Cair
•         Limbah cair domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdagangan  maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat” umum, lalu lintas, dll. BOD5 (biological oxygen dmand)
•         Limbah Cair Industri adalah limbah yg berasal dari induatri. Sifat-sifat air limbah industri relative bervariasi tergantung dari bahan baku yg di gunakan, pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan selama proses produksi.
•         Limbah Cair Pertanian berasal dari buangan air irigasi yg disalurkan kembali ke saluran drainase atau meresap ke dalam tanah. Limbah ini akan mempengruhi tingkat kekeruhan BOD5, COD ,pH . tetapi juga kadar unsure N, P, dan pestisida, insektisida
•         Limbah Pertambangan berasal dari buangan pemrosesan yang terjadi diarea pertambangan misalnya tambang emas. Limbah ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan BOD5,COD,pH, tetapi juga kadar kimia yg digunakan dalam proses penambangan

2.2.4 Daya Tampung Pencemaran Air
Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air, untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar. Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau limbah. Parameter yang digunakan untuk menghitung daya tampung beban pencemaran adalah karakteristik sungai penerima limbah seperti BOD, DO, Temperatur, debit dan kecepatan arus. Serta karakteristik limbah meliputi BOD, DO, Temperatur, debit dan kecepatan arus. Penetapan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air ditetapkan berdasarkan metode yang telah teruji secara ilmiah, salah satunya adalah Metode Streeter- Phelps adalah metode penetapan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air dengan menggunakan model matematik. Pemodelan sungai diperkenalkan oleh Streeter dan Phelps pada tahun 1925 menggunakan persamaan kurva penurunan oksigen (oxygen sag curve) dimana metode pengelolaan kualitas air ditentukan atas dasar defisit oksigen kritik Dc. Pemodelan Streeter dan Phelps hanya terbatas pada dua fonemena yaitu proses pengurangan oksigen terlarut (deoksigenasi) akibat aktivitas bakteri dalam mendegrasikan bahan organik yang ada dalam air dan proses peningkatan oksigen terlarut (reaerasi) yang disebabkan turbulensi yang terjadi pada aliran sungai.

2.2.5 Bahaya dari Polusi Air
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.


Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam :
1. Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen
2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
3. Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup
4. Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit
2.2.5.1             Dampak tehadap fungsi sungai.
Adanya air limbah yang masuk ke dalam saluran drainase atau sungai akan mencemari air sungai tersebut. Pencemaran air mengakibatkan air sungai tidak lagi berfungsi sesuai peruntukkannya.
Akibat dari pencemaran air adalah:
  • air tidak dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya, dan jika  dimanfaatkan maka diperlukan pengolahan khusus yang menyebabkan peningkatan biaya pengoperasian & pemeliharaan sungai.
  • air menjadi penyebab timbulnya penyakit.
2.2.5.2             Dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia.
Limbah cair berdampak pada kesehatan manusia. Pengaruh langsung terhadap kesehatan, umpamanya, tergantung sekali pada kualitas air yang terkontaminasi dalam hal ini berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar penyakit.
2.2.5.3             Dampak tehadap fungsi sungai.
Adanya air limbah yang masuk ke dalam saluran drainase atau sungai akan mencemari air sungai tersebut. Pencemaran air mengakibatkan air sungai tidak lagi berfungsi sesuai peruntukkannya.


2.2.5.4             Dampak Pencemaran Air Terhadap Rantai Makanan.
Rantai makanan dalam air akan terganggu akibat adanya pencemaran air. Dengan banyaknya zat pencemaran yang ada di dalam air, menyebabkan menurunnya kadar oksigen di dalam air tersebut.

Kerugian yang akan dirasakan akibat bahan pencemar ini antara lain:
1)      Air tak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga
2)      Air tak dapat digunakan untuk keperluan industri. Air yang berminyak tidak dapat digunakan sebagai solven atau sebagai air proses dan industri kimia. Air yang mengandung  logam tak dapat dipakai sebagai ketel uap
3)      Air tak dapat digunakan lagi untuk keperluan pertanian. Adanya senyawa anorganik mengakibatkan pH air mengalami perubahan drastis sehinga tidak bisa dipakai sebagai irigasi, persawahan dan perikanan.
4)      Air menjadi sumber penyakit.(Arya Wardhana,1995:135)

2.3 Cara Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
  1. Membuang sampah pada tempatnya
  2. Penanggulangan limbah industri
  3. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
  4. Proses Pembersihan Diri dalam Air Sungai
Apabila kualitas air sungai telah kembali ke kondisi semula yaitu sebelum terjadinya pencemaran air, maka di katakan bahwa sungai telah melakukan proses pembersihan diri. Proses pembersihan atau pemulihan diri air sungai adalah proses penguraian bahan organik, maupun kontaminan lainnya yang ada di dalamnya secara alamiah melalui proses fisik, kimia, & biologis..
Proses pemulihan diri ada beberapa proses yaitu : proses pengenceran, pengendapan, penyaringan, kimiawi dan biokimia.
•         Proses pengenceran : Proses terjadinya pengurangan kadar kontaminan dalam air karena adanya penambahan jumlah air di dalamnya.
•         Proses pengendapan : mengendapnya partikel padatan yang ada dalam air sungai karena gaya gravitasi bumi.
•         Proses kimia yang terjadi biasanya di sebabkan karena adanya reaksi oksidasi, reduksi dari senyawa kimia yang ada dalam sungai. Reaksi ini menghasilkan senyawa kimia yang stabil dan tidak membahayakan lingkungan.
•         Proses penguraian bahan organik ini memerlukan oksigen terlarut dan mikroorganisme . Oksigen terlarut tersebut karena di manfaatkan untuk menguraikan bahan organik, maka kadar oksigen tersebut akan berkurang.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
·         Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami
·         Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan
·         Polusi air adalah  pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam air sehingga kualitas air terggangu
·         Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah pertanian, limbah industri dan sebagianya
·         Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain
3.2 Saran
Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
·         Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak
·         Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air
·         Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air





DAFTAR PUSTAKA

Ahya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Umum, Dekdibud, Jakarta
Arya Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
Bapedal, 1991. Standar Nasional Indonesia nomor 06-2421-1991: Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air. Jakarta.
Bapedalda Propinsi Lampung 2005. Daftar industri-industri dalam Program Proper Propinsi Lampung tahun 2005. Bandar Lampung.
                     BPLHD DKI Jakarta, Data Pemantauan Kualitas Air Sungai di Propinsi DKI Jakarta,
Djambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan
Dobsan, M dan C. Frid. 1998. Ecology of Aquatic System. Longman. Harlow.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor.
F.G. Winarno. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Jakarta. Gramedia
Fardiaz S. 1992. Polusi air dan Polusi Udara. Bogor: Dirjen Perguruan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Fuad Amsyari. 1977. Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Hukum Kualitatif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Heribertus Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Hutagalung, 1997. Metode Analisis Air. Lembaga limu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup 2003. Kep. Men. LH No.110 Tahun 2003: Tentang pedoman penetapan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air. Jakarta
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 1993. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta: CV Haji Masagung
Mahida,U.N. 1986. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: CV Rajawali
Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Diterjernahkan Yanti, R.K dan Suhati, S. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Miftah Thoha. 1993. Pembinaan Organisasi. Jakarta: Rajawali Press
Murtadho Djoli dan Gumbira Sa’id. 1988. Penanganan Dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Mediatama Sarana Perkasa
Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Otto Soemarwoto. 1989. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan
P. Gintings, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1992.
Rifai S.A dan Pertagunawan.1982. Biologi Perikanan. Jakarta: CV Karyako
Santiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga
Slamet dan Juli Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Slamet Ryadi. 1984. Pencemaran Air, Dasar-Dasar dan Pokok-Pokok Penanggulangannya. Surabaya: Karya Anda
Soedrajad, R. 1999. Lingkungan Hidup Suatu Pengantar. Jakarta: UI Press
Soerjono Soekanto. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Soerjono Soekanto. 1985. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali Press
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI Press
Surna T. Djajadiningrat dan Harry Hartono Amir. 1989. Penilaian Secara Cepat Sumber-Sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Gajah Mada University Press
Sutanto dan Phil Astrid. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta
W. R. Ott, Environmental Indices: Theory and Practice, Ann Arbor Science Publishers Inc., Michigan, 1978


Tidak ada komentar:

Posting Komentar